Belakangan, negeri kita tercinta Indonesia tengah dihebohkan dengan ulah “oknum” pegawai pajak yang menggarong uang rakyat. Dana pajak yang dikumpulkan sebagai kewajiban rakyat terhadap negara, sayangnya bukan untuk membangun tetapi justru diselewengkan untuk kepentingan pribadi.
Rakyat Indonesia juga disuguhi berita-berita mengenai bagaimana brengseknya pengelolaan negara. Tidak hanya oleh pegawai pajak, tetapi juga aparatur dan pejabat publik lainnya. Mungkin kenyataan di lapangan tidak sedramatis pemberitaan di media massa, tetapi fakta bahwa semua itu benar terjadi tak bisa dipungkiri.
Padahal, pegawai pajak, PNS, aparat, pejabat publik serta perangkat negara lainnya digaji oleh negara dari pajak. Tugas orang-orang yang memperoleh gaji dari negara adalah melayani rakyat, mempermudah urusannya dan menyejahterakan rakyat.
Unsur pelayanan, melayani, dan memudahkan urusan rakyat, nampaknya kurang mendapat prioritas dalam pekerjaan dan tugas (sebagian) dari orang-orang ini. Adagium “kalau bisa dipersulit kenapa harus memudahkan” nampaknya masih berlaku. Karena dengan mempersulit dalam melayani urusan rakyat akan “melahirkan” tambahan dana.
Prinsip tersebut tentu saja sangat bertentangan dengan SOP tugas dan kewenangan yang telah diberikan. Managemen pelayanan yang seharusnya menjadi pegangan setiap pegawai dalam menjalankan tugas, menjadi prioritas paling akhir. Mengejar uang, meningkatkan prestise dan gengsi lebih mengemuka sehingga aturan apapun ditabrak untuk mencapainya.
Pada galibnya, memberikan pelayanan kepada orang lain, rakyat yang sangat membutuhkan adalah suatu hal mulia. Selain menuntaskan tugas dengan sebaik-baiknya, memberikan pelayanan terbaik bagi orang lain juga mulia di mata Tuhan. Dua hal yang bersinergi ini –mulia di mata manusia dan Tuhan- bisa dilakukan dengan satu aksi saja, Melakukan Tugas Sebaik Mungkin, Tanpa Kompromi Tanpa Korupsi.
Nah, tinggal bagaimana menyusun dan mengaplikasikan managemen pelayanan yang baik dilandasi niat yang baik pula. Karena tidak hanya berguna bagi rakyat yang dilayani, tetapi juga bangsa dan negara yang merasakan manfaat besar. Di atas semua itu, manfaat lebih besar akan “kembali” pada diri orang-orang yang mengamalkannya.
Tidak percaya? Silakan lanjutkan baca artikel tentang keutamaan memberikan pelayanan terbaik untuk orang lain. Artikel inspiratif ini berasal dari website Jamil Azzaini, Inspirator Sukses Mulia, yang dikutip lengkap agar tidak menimbulkan salah persepsi. Baca lebih lanjut →